Konsep Dasar Ekonomi Moneter

Ekonomi moneter merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang sifat fungsi serta pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi suatu negara.Secara umum, kegiatan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mempengaruhi tingkat pengangguran produksi; harga dan hubungan perdagangan/pembayaran internasional. Oleh karena itu ekonomi moneter mencakup/mempelajari beberapa hal diantaranya:
1.      Peranan dan fungsi uang dalam perekonomian.
2.      Sistem moneter serta pengaruhnya terhadap jumlah uang dan kredit.
3.      Struktur dan fungsi dari bank sentral.
4.      Pengaruh jumlah uang dan kredit terhadap kegiatan ekonomi.
5.      Pembayaran serta sistem moneter internasional.
Dengan mempelajari ekonomi moneter dapat diketahui secara mendalam bagaimana mekanisme penciptaan uang, peranan uang, tingkat bunga, pasar uang, sistem dan kebijakan moneter serta pembayaran internasional.
Dengan mempelajari ekonomi moneter juga dapat mengetahui serta menganalisa beberapa fenomena moneter yang berkaitan dengan efek kebijaksanaan moneter terhadap kegaiatan ekonomi.
PERANAN DAN FUNGSI UANG
Uang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai/diterima untuk melakukan pembayaran baik barang, jasa dan pelunasan hutang. Secara umum uang dapat didefinisikan sebagai salah satu yang secara umum mempunyai fungsi sebagai berikut:
A.    Sebagai satuan pengukuran nilai
Dengan fungsi ini maka nilai suatu barang dapat diukur dan diperbandingkan. contoh, seseorang dapat mengukur nilai dari sebuah mobil atau rumah dengan rupiah, bahkan dengan diketahuinya nilai rupiah dari rumah dan mobil, maka dapat diketahui pula perbandingan nilai antara mobil dan rupiah.
B.     Sebagai alat tukar- menukar
Salah satu kelebihan uang adalah kemampuannya dalam menghilangkan syarat kesamaan keinginan dalam transaksi barter, karena saat ini semua barang dan jasa untuk mendapatkannya dapat ditukar dengan uang.
C.     Sebagai alat penimbun/penyimpanan kekayaan
Kekayaan seseorang dapat berupa barang (rumah, mobil, perhiasan) maupun dalam bentuk uang (uang kas, dan surat berharga) dengan menyimpan uang dalam bentuk kas inilah uang berfungsi sebagai alat penimbun kekayaan.

DEFINISI UANG
Definisi uang berbeda-beda sesuai dengan tingkat  likuiditasnya
M1 adalah uang kertas dan logam ditambah simpanan dalam bentuk rekening Koran (demand deposit). M1 adalah yang paling likuid, karena proses menjadikannya uang kas sangat cepat dan tanpa kerugian nilai.

M2 adalah M1+tabungan+deposito berjangka (time deposit) pada bank-bank umum. M2 karena mencakup deposito berjangka maka likuiditasnya lebih rendah. Karena untuk menjadikannya uang kas, deposito berjangka perlu waktu (3, 6, 12 bulan). Dan apabila dijadikan uang kas sebelum jangka waktu tersebut akan terkena denda/penalty.

M3 adalah M3+tabungan+deposito berjangka pada lembaga-lembaga tabungan non bank.

NILAI DARI UANG

Nilai dari uang dapat diukur dengan kemampuannya untuk dapat membeli barang dan jasa serta valuta asing. Dengan begitu maka besarnya nilai uang ditentukan oleh harga barang dan jasa. Jika harga barang naik/turun maka nilai uang akan turun/naik.
Biasanya ada tiga metode untuk mengukur nilai uang, yakni dengan menggunakan indeks biaya hidup, indeks harga barang-barang perdagangan besar atau apa yang disebut dengan GNP deflator.
Indeks biaya hidup umum bayak digunakan sebagai ukuran nilai uang. Indeks ini mencakuo harga beberapa barang kebutuhan hidup (indeks harga Sembilan bahan pokok). Indeks harga perdagangan besar merupakan indeks harga barang-barang yang dipakai oleh perusahaan untuk menghasilokan barang lain. GNP deflator mencakup harga-harga barang yang lebih luas/banyak dibanding dengan indeks biaya hidup maupun indeks harga perdagangan besar.

KLASIFIKASI UANG
Uang dapat diklasifikasikan atas beberapa dasar, seperti misalnya:

1.      Sifat fisik dan bahan yang dipakai untuk membuat uang
2.      Yang mengeluarkan/mengedarkan, yakni pemerintah, bank sentral, atau bank komersial.
3.      Hubungan antara nilai uang sebagai uang dengan nilai uang sebagai barang.

Dari aspek ke3 uang dapat dibedakan menjadi:

1.      Full Bodied Money
Bentuk uang dimana nilainya sebagai uang sama dengan nilainya sebagai barang. Pada jaman dulu bentuk uang ini adalah barang. Pada jaman modern bentuk uang  ini berupa perak atau emas dan saat ini sudah tidak berlaku lagi sebagai uang.

2.      Representative Full Bodied money
Pada umumnya jenis uang ini berbentuk kertas, yang mewakili sejumlah barang/logam mulia sebagai uang. Logam mulia yang ada digunakan sebagai jaminan. Dengan hanya berbentuk kertas transaksi yang menggunakan uang jenis ini menjadi lebih mudah dilakukan.

3.      Credit money
Jenis uang inilah yang saat ini relative masih banyak digunakan masyarakat. Beberapa bentuk uang ini adalah:
a.       Token Coins (Uang tanda)
Uang ini berbentuk logam dengan nilai nominal lebih tinggi dari nilai logam tersebut sebagai barang (nilai nominal > nilai intrinsiknya). Manfaat uang jenis ini biasanya digunakan sebagai pemecah nilai, atau kembalian dari sebuah transaksi karena nilainya yang kecil.
b.      Representative Token Money
Mirip dengan Full Bodied Money, bedanyta uang jenis ini dijamin dengan logam atau coin yang nilai intrinsiknya lebih kecil daripada nilai nominalnya.
c.       Uang kertas yang dikeluarkan pemerintah
Uang jenis ini biasanya dikeluarkan pemerintah dalam bentuk kertas yang sering disebut dengan flat money. Penerimaan jenis uang sebagai alat transaksi tergantung dari kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
d.      Uang kertas yang dikeluarkan bank sentral
Kebanyakan uang sentral yang beredar saat ini, dikeluarkan oleh bank sentral (bank Indonesia), dimana dapat dilihat dengan adanya tulisan bank Indonesia di setiap lembarannya.
e.       Demand deposit (uang giral)
Uang giral adalah simpanan di bank yang dapat diambil setiap saat dan dapat dipindahkan kepada orang lain dengan cara menuliskan sejumlah uang dalam selembar kertas yang biasa disebut cek untuk melakukan pembayaran. meskipun pada awalnya jumlah peredaran uang giral inni tidak besar, namun seiring dengan perkembangan transaksi ekonomi masyarakat, jumlah uang giral saat ini telah melampaui jumlah uang kartal(kertas dan logam) yang dikeluarkan oleh bank sentral.

Alasan lain yang menjadikan jenis uang giral ini berkembang adalah:
-        Kalau hilang dapat dilacak dan diblokir, sehingga tidak dapat dicairkan oleh sembarang orang
-        Dapat dipindahtangankan dengan biaya murah serta cepat
-        Dapat ditulis sesuai dengan nilai transaksi

-        Dapat digunakan untuk menyelesaikan transaksi yang bernilai besar, tanpa repot membawa sejumlah uang tunai.

Referensi:
Nopirin Ph.D., Ekonomi Moneter : Buku 1 , BPFE Yogyakarta

No comments:

Post a Comment