A. Latar
Belakang Masalah
Kemiskinan
merupakan suatu masalah bagi Negara-negara di seluruh dunia, kemiskinan
merupakan penyakit sosial ekonomi bagi Negara berkembang dan Negara maju
seperti Inggris dan Amerika. Di Inggris kemiskinan terjadi sekitar tahun 1700
pada masa kebangkitan revousi di Eropa. Amerika Serikat sendiri mengalami
kemiskinan pada tahun 1930-an, saat itu ekonomi mereka mengalami depresi dan
resesi ekonomi yang hebat namun setelah tiga puluh tahun kemudian mereka
tercatat menjadi Negara Adidaya dan
terkaya di dunia.
Pada kesempatan ini penyusun mencoba memaparkan secara
spesifik kemiskinan di Indonesia. Terdapat dua kondisi yang menyebabkan
terjadinya kemiskinan, yaitu kemiskinan alami dan kemiskinan buatan. Kemiskinan
alami terjadi akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunanaan teknologi
yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan buatan terjadi karena imbas dari para
birokrat kurang kompeten dalam penguasaan ekonomi dan berbagai fasilitas yang
tersedia sehingga mengakibatkan susahnya untuk keluar dari masalah kemiskinan
tersebut.
B. Pembahasan
Kemiskinan
sendiri adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,
ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2010
lalu masyarakat miskin di Indonesia mencapai 13,33 persen atau sebanyak 31,02
juta orang dari jumlah penduduk Indonesia. Di akhir tahun 2010, jumlah
kemiskinan tersebut tentunya tidak jauh berbeda. Ini berarti kemiskinan masih
merupakan masalah besar bangsa ini. Bayangkan dengan jumlah penduduk miskin
sebesar itu, kita mencatatkan diri sebagai Negara yang orang miskinnya lebih
banyak dari jumlah penduduk Negara tetangga Malaysia yang berpenduduk 26,79
juta orang di tahun yang sama.
1. Indikator-indikator
kemiskinan
Untuk
bisa menjawab dari permasalahan kemiskinan, penting bagi kita untuk menelusuri
secara detail indikator-indikator kemiskinan tersebut. Indikator-indikator
kemiskinan menurut Badan Pusat Statistika adalah sebagai berikut :
- Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar
(sandan, pangan dan papan).
- Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup
dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).
- Tidak adanya jaminan masa depan (karena tidak
ada investasi untuk pendidikan dan keluarga).
- Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat
individual maupun massa.
- Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan
terbatasnya sumber daya alam.
- Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial
masyarakat.
- Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata
pencaharian yang berkesinambungan.
- Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik
maupun mental.
- Ketidakmampuan dan ketidak tergantungan sosial
(anak-anak terlantar, wanita korban kekerasan rumah tangga, janda miskin,
kelompok marginal dan terpencil).
2. Penyebab kemiskinan
Persoalan kemiskinan di Negara
berkembang merupakan fenomen global. Karenanya diperlukan peran dari berbagai
pihak, baik pemerintah, swasta ataupun pekerja sosial untuk menangani masalah
kemiskinan. Terlebih dalam memberikan masukkan (input) dan melakukan
perencanaan strategis (strategic planning) tentang suatu kebijakan pemerintah.
Perlu
dibahas tentang macam-macam dan penyebab munculnya kemiskinan yang secara tidak
langsung menjadi standar global. Pertama, kemiskinan kebudayaan; biasanya
disebabkan adanya kesalahan pada subjeknya. Misalnya malas, tidak percaya diri,
gengsi, tak memiliki jiwa wirausaha yang kompatibel, tidak mempunyai kemampuan
dan keahlian, dan sebagainya. Kedua kemiskinan struktural; ini biasanya terjadi
disebabkan faktor eksternal yang melatarbelakangi kemiskinan itu sendiri.
Faktor eksternal itu disebabkan kinerja dari pemerintah di antaranya:
pemerintah yang tidak adil, korupsi, paternalisitik, birokrasi yang berbelit,
dan sebagainya.
3. Tantangan Kemiskinan di Indonesia
Masalah kemiskinan di Indonesia
erat sekali hubungannya dengan rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM), hal ini
dibuktikan oleh rendahnya mutu kehidupan masyarakat Indonesia yang meskipun
kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Sebagaimana ditunjukan oleh rendahnya Indeks
Pembangunan Masyarakat (IPM) Indonesia di tahun 2002 yang masih menempati
peringkat lebih rendah dari Malaysia dan Thailand di antara Negara-negara
ASEAN.
Tantangan lainnya adalah kesenjangan antara desa dan kota.
Proporsi penduduk miskin di pedesaan relativ lebih tinggi dibanding perkotaan.
Data Susenas (survei sosial ekonomi nasional) pada tahun 2004 menunjukan bahwa
sekitar 69,0 persen penduduk Indonesia termasuk penduduk miskin yang sebagian
besar bekerja di sector pertanian. Selain itu juga tantangan yang sangat
memilukan adalah kemiskinan di alami oleh kaum perempuan yang ditunjukkan oleh
rendahnya kualitas hidup dan peranan wanita, terjadinya tindak kekerasan
terhadap perempuan dan anak, serta masih rendahnya angka pembangunan gender
(Gender-related Development Indeks, GDI) dan angka Indeks pemberdayaan Gender (Gender
Empowerment Measurement,GEM).
Tantangan selanjutnya adalah otonomi daerah. di mana hal ini
mempunyai peran yang sangat signifikan untuk mengentaskan atau menjerumuskan
masyarakat dari kemiskinan. Sebab ketika meningkatnya peran keikutsertaan pemerintah
daerah dalam penanggulangan kemiskinan. maka tidak mustahil dalam jangka waktu
yang relatif singkat kita akan bisa mengentaskan masyarakat dari kemiskinan
pada skala nasional terutama dalam mendekatkan pelayanan dasar bagi masyarakat.
Akan tetapi ketika pemerintah daerah kurang peka terhadap keadaan lingkungan
sekitar, hal ini sangat berpotensi sekali untuk membawa masyarakat ke jurang
kemiskinan, serta bisa menimbulkan bahaya laten dalam skala Nasional.
4. Kebijakan
dan Program Pengentasan Kemiskinan
Upaya
penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan menempatkan
penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan pembangunan
nasional. Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) 2004-2009 dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) setiap tahun serta digunakan sebagai acuan bagi kementrian,
lembaga dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan tahunan.
Sebagai wujud gerakan bersama dalam mengatasi kemiskinan dan
mencapai Tujuan pembangunan Milenium, Strategi Nasional Pembangunan Kemiskinan
(SPNK) telah disusun melalui proses partisipatif dengan melibatkan seluruh
stakeholders pembangunan di Indonesia. Selain itu, sekitar 60 % pemerintah
kabupaten/ kota telah membentuk Komite penanggulangan Kemiskinan Daerah (KPKD)
dan menyusun Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) sebagai dasar
arus utama penanggulangan kemiskinan di daerah dan mendorong gerakan sosial
dalam mengatasi kemiskinan.
Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain
sebagai berikut:
a) Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan; (i)
penyediaan sarana-sarana irigasi, air bersih dan sanitasi dasar terutama
daerah-daerah langka sumber air bersih. (ii) pembangunan jalan, jembatan, dan dermaga
daerah-daerah tertinggal. (iii) redistribusi sumber dana kepada daerah-daerah
yang memiliki pendapatan rendah dengan instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK) .
b) Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan
melalui bantuan dana stimulan untuk modal usaha, pelatihan keterampilan kerja
dan meningkatkan investasi dan revitalisasi industri.
c) Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk
miskin diberikan pelayanan antara lain (i) pendidikan gratis sebagai penuntasan
program belajar 9 tahun termasuk tunjangan bagi murid yang kurang mampu (ii)
jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan
rumah sakit kelas tiga.
Di bawah ini merupakan contoh dari upaya mengatasi
kemiskinan di Indonesia.
Contoh dari upaya kemiskinan adalah di propinsi Jawa Barat
tepatnya di Bandung dengan diadakannya Bandung Peduli yang dibentuk
pada tanggal 23 – 25 Februari 1998. Bandung Peduli adalah gerakan kemanusiaan
yang memfokuskan kegiatannya pada upaya menolong orang kelaparan, dan mengentaskan
orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam melakukan kegiatan,
Bandung Peduli berpegang teguh pada wawasan kemanusiaan, tanpa mengindahkan
perbedaan suku, ras, agama, kepercayaan, ataupun haluan politik.
Oleh karena sumbangan dari para dermawan tidak terlalu besar
bila dibandingkan dengan permasalahan kelaparan dan kemiskinan yang dihadapi,
maka Bandung Peduli melakukan targetting dengan sasaran bahwa orang yang
dibantu tinggal di Kabupaten/ Kotamadya Bandung, dan mereka yang tergolong
fakir. Golongan fakir yang dimaksud adalah orang yang miskin sekali dan paling
miskin bila diukur dengan “Ekuivalen Nilai Tukar Beras”.
C. Kesimpulan
dan Saran
Berdasarkan
masalah yang telah dibahas di atas, untuk keluar dari masalah kemiskinan
tersebut kita seharusnya paham tentang apa yang dimaksud kemiskinan dan
faktor-faktor penting penyebab masalah kemiskinan tersebut. Dan pengentasan
kemiskinan tidak bisa kita serahkan kepada pemerintah saja, tetapi juga harus
dibantu oleh sektor lain dan harus dimulai dari diri kita sendiri. Pemerintah
pun harus mempunyai program pengentasan kemiskinan yang lebih baik dari yang
sudah ada dan diharapkan pemerintah baik di kota atau daerah bisa menjalankan
dengan sejujur mungkin tanpa adanya korupsi yang saat ini merajalela. Bila itu
bisa terlaksana dengan baik maka dipastikan keadaan ekonomi di Indonesia bisa
lebih baik dari sekarang dan penyakit sosial ekonomi ini dipastikan akan
berkurang.
Sumber :
kurang lengkap blog nya :3
ReplyDeleteIndonesia 's economy since the economic crisis in mid-1997 made a condition of employment Indonesia participated deteriorated . Since then , Indonesia's economic growth also never reach 7-8 percent .
ReplyDeletetogel singapore
Harrah's Cherokee Casino Resort - Mapyro
ReplyDeleteSearch for Harrah's 고양 출장안마 Cherokee Casino Resort 나주 출장안마 in Cherokee, NC with Mapyro. Browse 시흥 출장마사지 1255 traveler reviews, 11229 candid 서산 출장마사지 photos, 광명 출장안마 and great deals for Harrah's Cherokee